Travel

Liburan Sambil Belajar Budaya Batak Toba di Huta Siallagan

Liburan Sambil Belajar Budaya Batak Toba di Huta Siallagan – Danau Toba yang dikenal sebagai danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia ini menyimpan banyak cerita sejarah dan budaya bagi masyarakat sekitar, antara lain Batak Toba, Batak Simalungon, Batak Kalo, Batak Buck, Batak Angkola (Angkola Batak).

Liburan Sambil Belajar Budaya Batak Toba di Huta Siallagan

tourismfortomorrow – Mandailing Batak (Mandailing Batak) Ya, jika anda berkunjung ke Danau Toba, anda tidak hanya bisa menikmati pemandangan danau yang luas, tetapi juga Berbagai wisata budaya di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir yang terdapat di dalam danau. Wegonesia harus mengunjungi Huta (Kampung). Siallagan, terletak di Kabupaten Samosir.

Dilansir dari travel.wego, Untuk mencapai Huta Siallagan, dapat menggunakan transportasi darat umum atau pribadi dan berjarak 7 jam dari pusat kota Medan.  Menggunakan kapal feri dan kapal penumpang untuk melewati pelabuhan Tigaras dan Parapat.

1. Rumah Adat Batak

Orang Batak Toba pemilik keluarga Siallagan tinggal di desa Huta Siallagan. Rumah adat ini merupakan rumah adat yang telah diwariskan secara turun-temurun dan diwariskan dari nenek moyang desa kepada anak cucu mereka.

Selama ini rumah adat Batak Toba di Huta Siallagan masih terawat dan dirawat dengan baik oleh para penghuninya. Namun seiring berjalannya waktu, banyak pemilik rumah adat menambahkan bangunan beton di belakang rumah adat untuk memperluas pekarangannya.

Huta Siallagan dibangun bersama oleh keluarga Batak dan keluarga Siallagan, di bawah kepemimpinan Raja Siallagan. Di masa lalu, raja membangun tembok batu tinggi di sekeliling desa. Dinding batu dibangun untuk melindungi raja dan penduduknya dari binatang buas dan gangguan dari suku lain di sekitar Huta Siallagan.

Baca juga : Wisata Yang Terinspirasi dari Lokasi Syuting Film Indonesia

2. Batu Persidangan

Huta Siallagan memiliki dua batu uji. Raja menggunakan batu ini untuk bertemu, menghakimi dan mengeksekusi semua orang yang melanggar hukum adat di Huta Siallagan. Siapapun yang terbukti bersalah akan diikat di rumah raja sampai saat eksekusi. Jangan main-main, penjahat yang melanggar hukum akan dipenggal kepalanya di depan masyarakat.

Tujuan pelaksanaan hukuman mati di tempat umum adalah membuat masyarakat takut melanggar hukum adat. Selain terhadap warga yang melanggar hukum adat, eksekusi tersebut juga dapat dilakukan terhadap raja atau musuh politik suku lain yang merusak ketentraman masyarakat Huta Silragan.

3. Tenun Kain Ulos

Orang Batak selalu menggunakan Ubud dalam acara-acara penting seperti syukuran, pernikahan dan duka. Beberapa penduduk Huta Siallagan memiliki alat tenun ulos, dan rumahnya masih menggunakan cara tradisional.

Alat tenun biasanya diletakkan di bagian bawah rumah komunitas. Di Huta Siallagan, banyak orang merajut Uros dan menjualnya kepada wisatawan yang datang ke Huta Siallagan.

Masyarakat Batak Toba biasanya menggunakan Ulos Antak-Antak, Ulos Sibolang Pamontari dan Ulos Bulean untuk mengikuti kegiatan duka. Saat merayakan atau melangsungkan pesta pernikahan, masyarakat Batak Toba kerap menggunakan Ulos Simpar, Ulos Suri Suri Ganjang, Ulos Simarinjam Sisi, Ulos Tumtuman dan Ulos Ragi Pakko.

4. Patung Sigale-Gale

Nah, inilah patung yang sangat terkenal dalam budaya Batak Toba yaitu patung Sigale-Gale!

Pada zaman dahulu, orang Batak Toba percaya bahwa roh nenek moyang memungkinkan patung Sigale-Gale untuk bergerak dan menari Tor-Tor. Saat ini, masyarakat menggunakan alat kayu dan tali untuk memindahkan patung Sigale-Gale dari belakang patung.

Baca juga : Tempat Terindah untuk Melihat Aurora di Rusia

Masyarakat Batak Toba di Samosir menggunakan patung Sigale-Gale untuk melakukan pertunjukan tari di pemakaman suku Batak Toba.

Inilah Budaya dan Berbagai Peninggalan Sejarah Yang Masih Ada di Huta Siallagan, Vegonesia! Makin penasaran, bisakah saya mengunjungi Huta Siallagan secara langsung? Usai berkeliling Huta Siallagan, jangan lupa untuk mencoba kuliner khas Tuktuk yang berjarak 4,3 kilometer dari Huta Siallagan tepatnya Jenny Restaurant.

Wegonesia bisa menjajal ikan Natinombur, makanan khas Batak yang terkenal dengan bumbu yang menggunakan berbagai macam bumbu. Bumbu utama yang membuat Natinombur enak adalah kecombrang, buah lilin, dan andaman. Ketiga bahan ini akan memberikan perpaduan rasa asin, asam dan pedas yang pasti bikin ketagihan.

Back To Top