Destinasi

Wisata Yang Terinspirasi dari Lokasi Syuting Film Indonesia

Wisata Yang Terinspirasi dari Lokasi Syuting Film Indonesia – Film Indonesia saat ini banyak terdapat di tempat-tempat menarik di tanah air, sehingga sering menjadi inspirasi liburan kita. Tidak hanya orang Indonesia, bahkan perusahaan asing seperti Columbia Pictures pun tertarik untuk membuat film “Eat, Prayer, Love in the Island of the Gods” (Bali).

Wisata Yang Terinspirasi dari Lokasi Syuting Film Indonesia

tourismfortomorrow – Tidak saja Bali, turis mancanegara juga sangat tertarik mengunjungi kota yang menarik lainnya, contohnya Yogyakarta, Sumba, sampai Bangka Belitung, karena telah menyaksikan keindahan alamnya melalui karya-karya produser, sutradara dan seniman Indonesia.

Secara umum, industri film Indonesia menarik banyak sekali destinasi wisata di seluruh Indonesia. Meski begitu, masih banyak objek wisata yang bisa kita jelajahi dari Sabang hingga Meruk dikutip dari travel.wego.

1. Studio Gamplong Sleman

Siapa yang tidak kenal dengan film Hanung Bramantyo? Habibie dan Ainun 3 diperankan oleh Maudy Ayunda, Reza Rahardian dan Jefri Nichol. Ada juga film “Bumi Manusia” yang disutradarai oleh Iqbal Ramadhan dan Mawar Eva.

Kedua film ini berhasil menyedot perhatian banyak penonton, Menariknya, kedua film tersebut mengambil lokasi syuting di Studio Gamplong Tahukah Anda, Wegonesia! Studio ini belakangan menjadi tempat yang menarik banyak wisatawan. Pasalnya, studio yang didirikan sutradara Hanung Bramantyo ini melatarbelakangi pembuatan film sukses di dalam dan luar negeri.

Studio Gamplong Alam menawarkan beragam bangunan unik dari kolonial hingga modern, menarik banyak wisatawan yang tertarik dengan tempat syuting Hanung Bramantyo. Untuk masuk ke studio yang dikenal dengan “Little Hollywood” itu, Wegonesia hanya perlu membayar dengan sukarela. Namun untuk masuk ke Museum Habibi dan Ainon dengan kereta api, Indonesia hanya dikenakan biaya Rp 5.000. Selain itu, untuk masuk ke Museum Bumi Manusia dan Galeri Ruang Antik dan Rahasia, pengunjung harus membayar Rp 10.000.000.

Sanggar Gamplong juga memiliki peraturan kebersihan yang ketat selama pandemi, Anda bisa berkunjung kesini.Studio Gamplong akan dibuka mulai Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Sayang sekali studio ini tutup pada hari Senin, haha. Bosan berjalan-jalan di sekitar Studio Gamplong, Wegonesia bisa beristirahat di Villa Sunset yang berjarak 30 menit berkendara, dan menikmati indahnya matahari terbenam di dalam vila.

Baca juga : Selain Bali, Inilah Destinasi Liburan Paling Romantis di Indonesia

2. Asia Afrika Bandung

Jika Anda tidak mengikuti Jalan Asia Afrika, Anda tidak akan bisa menyelesaikan kunjungan Anda ke Bandung. Wegonesia sudah tahu ya, apakah Jalan Asia Afrika yang berada di pusat kota Bandung ini menjadi salah satu lokasi syuting film Dilan tahun 1990 dan 1991?

Jalan Asia Afrika letaknya strategis dekat dengan tempat wisata lainnya, sehingga selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Fakta menariknya, adegan berkendara ikonik Dilan dan Milea menarik perhatian di Jalan Asia Afrika (Wegonesia).

Selain film tahun 1990 “Dylan”, ada juga film “Preman Pensiun” yang mengambil gambar di majalah “Jalan Asia”. Sebelum dijadikan film, Preman Pensiun pada awalnya diproduksi dalam bentuk sinetron. Kemudian, berkat rating dan dukungan yang terus meningkat dari masyarakat dan Pemerintah Kota Bandung, Preman Pensiun akhirnya dijadikan film dengan banyak adegan di “Jalan Asia Afrika”.

Jalan itu sendiri terbuka buat umum. Di tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Gedung Merdeka (Gedung Merdeka) dikelilingi banyak tempat di mana foto bisa diunggah. Saat ini Gedung Merdeka telah menjadi museum.

Pemandangan malam Welanesia dan Jalan Asia Afrika juga sangat indah! Yuk, coba tengok kelap-kelip lampu malam di Jalan Afrika Asia dari Hotel Mercure Bandung, di mana Anda bisa berenang dan memandangi “kehidupan” kota Bandung.

3. Kampung Warna-Warni Malang

Film Yowis Ben merupakan salah satu film Indonesia yang mengangkat budaya Malang. Bahasa yang digunakan dalam film ini juga menggunakan bahasa khas Malangan. Film yang diperankan oleh Bayu Skak, Brandon Salim, Joshua Suherman serta Komedi Tutus Thomson ini diputar di desa-desa penuh warna di Malang.

Mulai dari Season 1, Season 2, Yowis Ben seri ini, dan kemudian ke Yowis Ben 3 mendatang, semua orang didasarkan pada desa-desa yang penuh warna di Kota Malang.

Desa penuh warna ini adalah kampung halaman dan kediaman Bayu Skak yang berperan sebagai Bayu, Joshua Suherman yang berperan sebagai Doni, dan Tutus Thomson yang berperan sebagai Yayan.

Tahukah Anda, layaknya destinasi wisata dengan bangunan warna-warni di Brazil atau Venice, kampung warna-warni malang ini lebih keren dari destinasi Anda. Anda hanya perlu membayar Rp3.000 untuk mengunjungi desa warna-warni ini. Wegonesia bisa berfoto dan berinteraksi langsung dengan warga desa yang ramah. Mereka juga menjual berbagai oleh-oleh khas Malang. Saat Wegonesia ke Malang, gampang cari lokasinya, dekat sungai Brantas! Wegonesia Hotel dekat dengan desa yang penuh warna, di mana Anda bisa menginap di Hotel Tugu Malang yang mewah dan mengesankan.

4. Hutan Djawatan Banyuwangi

Selain Malang, tim produksi film Yowis Ben Season 3 juga memilih lokasi di Hutan Djawatan. Produser Fajar Nugros serta Bayu Skak berharap lokasi Hutan Djawatan dapat dipilih sebagai salah satu latar belakang Yowis Ben 3 untuk membantu resort tersebut mendapatkan pengakuan yang lebih luas di dalam dan luar negeri.

Hutan Djawatan di Banyuwangi dinilai sangat mirip dengan film “Lord of the Rings” (film “Lord of the Rings”). Terdapat sekitar 805 pohon di dalam hutan, dengan umur rata-rata 100-150 tahun. Hutan Djawatan (Hutan Djawatan) dibuka sebagai objek wisata pada tahun 2018.

Setelah ditutup saat pandemi, Kabupaten Banyuwangi saat ini dibuka kembali dan dapat menampung hingga 500 wisatawan. Pemerintah juga telah menyusun regulasi waktu kunjungan untuk mengatasi lonjakan wisatawan, Jam operasional Djawatan tour adalah mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Baca juga : Kota Cantik di Provinsi British Columbia, Kanada

Usai menginap di Banyuwangi, penat, menginap di ÉLHotel Royale Banyuwangi adalah pilihan yang tepat untuk Wegonesia! Anda dapat beristirahat dengan nyaman dan menikmati layanan spa di ÉLHotel Royale Banyuwangi.

Ada Wegonesia disana, dan kamu bisa mengunjungi beberapa lokasi syuting di Indonesia! Jadi, ingin lebih melihat lokasi syuting film “Bomi Manus” atau lebih penasaran dengan pengambilan gambar film “Yowis Ben 3” di hutan Djawatan? Yuk, dukung perfilman Indonesia lewat tontonan legal! Jika Indonesia ingin merasakan langsung suasana seperti film dan membantu perekonomian masyarakat, Anda juga bisa mengunjungi destinasi yang disebutkan di atas.

Pesan tiket murah dari maskapai terpercaya sekarang juga dan singgah di Wego hanya untuk mulai merencanakan itinerary anda. Dengan cara ini, Wegonesia tidak hanya mendukung industri perfilman Indonesia, tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan yang membantu industri pariwisata Indonesia yang terkena pandemi.

Back To Top